Menuntut ilmu adalah jalan menuju surga
«مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ»
"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga."
Ilmu lebih berharga daripada harta
«الْعِلْمُ خَيْرٌ مِنَ الْمَالِ، الْعِلْمُ يَحْرُسُكَ وَأَنْتَ تَحْرُسُ الْمَالَ»
"Ilmu lebih baik daripada harta. Ilmu menjagamu, sedangkan harta, kamu yang menjaganya."
(Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, dalam kitab Nahjul Balaghah)
Belajar dari buaian hingga liang lahat
«اطْلُبُوا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ»
"Carilah ilmu dari sejak engkau di buaian hingga engkau di liang lahat."
(Imam Ahmad bin Hanbal, dalam ad-Durr as-Saniyyah)
Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan
«الْعِلْمُ نُورٌ، وَنُورُ اللَّهِ لَا يُعْطَى لِعَاصٍ»
"Ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada hati yang bermaksiat."
(Imam Syafi’i, dalam kitab Diwan asy-Syafi’i)
Barangsiapa sibuk menuntut ilmu, Allah akan mencukupi rezekinya
«مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا مَعًا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ»
"Barangsiapa menginginkan dunia, maka hendaklah dengan ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu. Dan barangsiapa menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu."
(Imam Al-Bukhari, dalam Shahih al-Bukhari, Bab Ilmu sebelum Amal)
Ilmu yang diamalkan adalah sebaik-baik warisan
«اطْلُبُوا الْعِلْمَ، فَبِهِ تَسْكُنُ الْحَيَاةُ، وَتَصْلُحُ الْأَخْلَاقُ، وَتَسْتَقِيمُ الْأَعْمَالُ»
"Tuntutlah ilmu! Karena dengan ilmu, kehidupan akan menjadi tenang, akhlak menjadi mulia, dan amal menjadi lurus."
(Ibnu Qayyim al-Jauziyah, dalam kitab Miftah Dar as-Sa’adah)
Kesabaran adalah kunci dalam menuntut ilmu
«لَا يُنَالُ الْعِلْمُ بِجَسَدٍ فَارِغٍ»
"Ilmu tidak akan diperoleh dengan tubuh yang santai."
(Imam Malik, dalam Siyar A’lam an-Nubala)
Menuntut ilmu adalah jihad di jalan Allah
«لَا يُنَالُ الْعِلْمُ بِجَسَدٍ فَارِغٍ»
"Tidak ada amal yang lebih utama setelah amalan wajib selain mencari ilmu."
(Imam Al-Auza’i, dalam Hilyatul Auliya)
Ilmu adalah warisan para nabi
«إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ، أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ»
"Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang sangat besar."
(HR. Abu Dawud, no. 3641; Tirmidzi, no. 2682)